Wednesday, July 4, 2012

MENULIS SEBAGAI PROSES

A.  Pendahuluan
Dalam makalah ini akan dibicarakan tentang menulis sebagai proses, Dan bagaimana dapat dikatakn menulis merupakan sebuah proses, serta apa saja fase dalam penulisan itu. Setelah mempeljari bab ini diharapkan pmahasiswa ekan memami diantaranya : pengertian menulis dan menulis sebagai proses, tahap-tahap yang ada dalam menulis, penalaran yang digunakan dalam menulis, serta pengertian nulis yang sukses dan cara menjadi penulis yang sukses. Kaitannya dengan hal itu terlebih dahulu kita akan mengetahui pengertian dari menulis itu sendiri.  “Menulis adalah segai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahas tulis sebagai alat atau medianya. Tulisan merupalan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya( Dalman,2009:8)”.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non-ilmiah.

STRUKTUR SINTAKSIS


SINTAKSIS
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
STRUKTUR SINTAKSIS
Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi; bisa juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis itu tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.

SNTAKSIS


SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama. Manaf (2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat. Jadi frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.
1. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003:222). Perhatikan contoh-contoh berikut.
  1. bayi sehat
  2. pisang goreng
  3. baru datang
  4. sedang membaca
Satuan bahasa bayi sehat, pisang goreng, baru datang, dan sedang membaca adalah frasa karena satuan bahasa itu tidak membentuk hubungan subjek dan predikat. Widjono (2007:140) membedakan frasa berdasarkan kelas katanya yaitu frasa verbal, frasa adjektiva, frasa pronominal, frasa adverbia, frasa numeralia, frasa interogativa koordinatif, frasa demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional koordinatif. Berikut ini dijelaskan satu persatu jenis frasa.
1.1.      Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja. Frasa verbal terdiri dari tiga macam seperti yang dijelaskan berikut ini.
1.1.1.      Frasa verbal modifikatif (pewatas) yang dibedakan menjadi.
1.1.1.1. Pewatas belakang, seperti contoh berikut ini.

MAKALAH SINTAKSIS


SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

BAB I
SINTAKSIS
Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana. Untuk menjelaskan uraian itu, diambil contoh kalimat: Seorang pelajar sedang belajar di perpustakaan.
Kalimat di atas terdiri dari satu klausa yang terdiri dari S, ialah seorang pelajar, P, ialah sedang belajar, dan KET, ialah di perpustakaan. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa berusaha menjelaskan unsur-unsur itu dalam suatu satuan baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi. Misalnya pada kalimat{1}di atas terdapat frase sedang belajar,yang terdiri dari dua unsur, ialah kata sedang dan kata belajar. Berdarsarkan hubungan maknawi antar unsur-unsurnya, frase seorang pelajar yang menduduki fungsi S menyatakan makna pelaku, frase sedang belajar yang menduduki fungsi P menyatakan makna perbuatan dan frase di perpustakaan yang menduduki fungsi KET menyatakan makna tempat. Jadi klausa di atas terdiri dari unsur-unsur maknawi pelaku diikuti perbuatan diikuti tempat.

FONOLOGI, MORFOLOGI, DAN SINTAKSIS BAHASA INDONESIA


FONOLOGI, MORFOLOGI, DAN SINTAKSIS BAHASA INDONESIA



A.  FONOLOGI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a. fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-     organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara

Tuesday, July 3, 2012

FONOLOGI BAHASA INDONESIA


FONOLOGI DAN PEMBAHASANNYA




Tujuan Fonologi:
 
1. Fonologi, sebagian dari studi linguistik berdasarkan tujuan kajiannya dibedakan atas fonologi teoretis dan fonologi praktis.

2. Tujuan fonologi didasarkan atas tujuan teoritis dan tujuan praktis.

3. Fonologi mencakup atas studi fonetik dan fonemik.

4. Tujuan fonetik teoretis adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi secara umum. 

5. Tujuan fonetik praktis adalah menemukan kaidah-kaidah umum bunyi bahasa untuk keperluan memecahkan masalah secara praktis, misalnya latihan lafal untuk penderita tunawicara.

6. Tujuan fonemik teoretis adalah menemukan kaidah-kaidah bunyi bahasa tertentu, misalnya fonem hambat /b, d, g/ dalam bahasa Jawa.

7. Tujuan studi fonemik praktis adalah untuk keperluan memecahkan masalah, misalnya ejaan.

8. Tujuan-
tujuan fonologi secara teoritis maupun praktis, fonetik dan fonemik teoretis maupun praktis berdasarkan bidang kajian linguistik umum yaitu linguistik teoretis dan linguistik praktis atau linguistik terapan.

Wednesday, June 27, 2012

makalah sastra populer


PENDAHULUAN
Analisis wacana maupun analisis isi (kualitas) sebuah karya yang muncul di media-media massa, muncul dengan berbagai pola pandang. Analisis ini merujuk pada usaha pencarian makna dalam tanda-tanda dan simbol yang terkandung di dalam suatu produk kebudayaan semisal karya sastra. Analisis tersebut akan melahirkan persepsi terhadap sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai nilai yang menarik bagi penikmat sastra.
Pendekatan macam ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya makna, nilai, simbol dan ideologi dalam artefak kebudayaan melalui pengamatan terhadap instrumen formal dalam teks sastra, misalnya, gaya bahasa, struktur naratif, sudut pandang, dan lain-lain. Akan tetapi ada juga konsumen sastra yang menyukai sebuah sastra karena nilai fantastis atau daya tarik karya tersebut. Nilai ini biasanya tergantung pada selera masing-masing.

CONTOH MAKALAH SASTRA POPULER


CONTOH MAKALAH SASTRA POPULER


                                                             BAB I
                                                    PENDAHULUAN
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang fungsi-fungsi komunikasi bahasa
agar dapat dijadikan bahan diskusi,untuk melanjutkan materi yang
sebelumnya.Maka kita dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang fungsi-fungsi
komunikasi bahasa berikut dengan situasi yang terkait denganyas serta berbagai
contohnya.fungsi-fungsi komunikasi yang akan kami jelaskan di dalam makalah ini
adalah fungsi konatif dengan pengertianya dan contoh yang terkait dengan situasi
di wancana sastra populer;fungsi fatik dalam wancana sastra populer;serta
keterkaitan fungsi referensial,puitik,meta bahasa dan fungsi ekspresif dalam
berbagai wancana populer.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan diskusi serta
dapat menambah wawasan dan ilmu tentang fungsi-fungsi komunikasi bahasa bagi
pembaca.

Monday, June 25, 2012

Materi Bimbingan Konseling Bidang Layanan Pribadi dan Belajar


Materi Bimbingan Konseling Bidang Layanan Pribadi dan Belajar (2)

 Mensyukuri Nikmat Akal*

A. Pengertian Syukur
فَاذْكُرُوْنِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
Ingatlah kalian semua kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kalian kepadaKu, dan janganlah kalian ingkari (atas nikmat)-Ku.
Syukur adalah bentuk ketundukan hati dan ketaatan diri seorang hamba yang ditujukan kepada Sang Pencipta, Alloh SWT, atas kenikmatan yang telah diterima (Syekh Dahlan, Jampes - Kediri). Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa syukur adalah sebagian dari iman. Artinya, keimanan seorang hamba tidaklah sempurna tanpa adanya syukur.
Apabila memperhatikan ayat di atas, akan ditemukan pemahaman yang luar biasa atas pentingnya syukur. Bentuk kalimat amar  atau perintah pada kata “وَاشْكُرُواْ” dalam ayat di atas memberikan pemahaman bahwa syukur merupakan suatu kewajiban. Hal ini berdasarkan kaidah fiqih al amru lilwujub, perintah itu menunjukkan kewajiban. Orang yang bijaksana tentu paham bahwa suatu kewajiban apabila tidak dilaksanakan akan menyebabkan sesuatu yang tidak baik, bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.
B. Kedudukan Akal Bagi Manusia
Dari sudut pandang agama, manusia tak ubahnya seperti hewan. Sebab, ibarat perangkat elektronik, software dan hardware yang berlaku dalam diri manusia tidak berbeda dengan software maupun hardware yang ada pada makhluk hidup lainnya. Kebutuhan primernya pun sama. Hanya satu bagian yang berbeda dan membedakannya, brainware. Yah, manusia (bisa) berbeda dengan hewan maupun makhluk lainnya jika brainware-nya berfungsi dan difungsikan. Jauh - jauh hari para ulama telah menyampaikan gambaran manusia dengan mendefinisikan manusia sebagai berikut:
اَلْإِنْساَنُ حَيَواَنٌ ناَطِقٌ
Manusia itu adalah hewan yang berbicara
Berbeda dengan suara atau bunyi, “berbicara” terjadi setelah adanya proses panjang yang disebut “berpikir”. Singkatnya, perbedaan manusia dengan hewan adalah adanya proses berpikir. Dengan kata lain, apabila manusia tidak menggunakan unsur ‘nathiq’ dalam berbicara maupun bertindak, maka dia tak ubahnya hewan. Bahkan dalam al-Qur’an dijelaskan, apabila manusia bertindak hanya menuruti kebutuhan hawa nafsu atau nafsu hewaniyah saja, maka manusia yang demikian itu derajatnya sama seperti hewan, bahkan lebih hina.
C. Mensyukuri Nikmat Akal
Syukur atas nikmat adakalanya dengan mengucapkan hamdalah dan membagi kebahagiaan atas nikmat tersebut dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan tuntunan dalam surat Adl-Dluha (93) ayat 11:
وَأَمّاَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat tuhan-Mu hendaklah kamu siarkan
Namun perlu diingat bahwa syukur tidak cukup hanya dengan diucapkan, sebab penggunaan atas nikmat pemberian Alloh akan dimintai pertanggung jawaban di yaumul hisab. Ini jelas tergambarkan dalam surat At-Takaatsur (102) ayat 8:
ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu gunakan di dunia)
Akal adalah nikmat terbesar yang diberikan Alloh SWT kepada manusia. Sebagai tanda syukur, akal harus digunakan sesuai fungsinya, dikembangkan, dan diarahkan untuk memperkuat Aqidah Islamiyah. Ingatlah janji Alloh SWT ini:
لَإِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَإِنْ كَفَرْتُمْ إنَّ عَذاَبيِ ْلَشَدِيْدٌ
Sungguh jika kalian bersyukur maka pasti akan Aku tambahkan kepada kalian (nikmat-Ku), dan sungguh jika kalian kufur  (atas nikmat yang Aku berikan) maka sesungguhnya siksa-Ku pasti amat pedih…
Akal akan semakin bertambah cemerlang dan terarah bila kita mensyukurinya, yaitu dengan selalu menggunakannya sesuai tugas manusia di dunia. Sebaliknya, akal akan menjadi adzab bila tidak digunakan sesuai fungsinya. So, mari berkarya dengan akal kita ...
*Guru BK SMP Negeri 1 Kendal

Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling


Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling (Kurikulum Bimbingan)

1. Pengertian

Pelayanan Dasar adalah salah satu komponen program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif, yang saat ini dikembangkan di Indonesia.  Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya (Bowers & Hatch dalam Fathur Rahman)
Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman tersetruktur yang disebutkan.
2. Tujuan Pelayanan dasar
Pelayanan dasar bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
3. Fokus Pengembangan Pelayanan dasar
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya (sebagai standar kompetensi kemandirian). Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir (terutama di tingkat SLTP/SLTA) mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2) pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja profesional, (4) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
4. Strategi Pelaksanaan Pelayanan dasar
  • Bimbingan Kelas; Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
  • Pelayanan Orientasi; Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di Sekolah/Madrasah biasanya mencakup organisasi Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib Sekolah/Madrasah.
  • Pelayanan Informasi; Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
  • Bimbingan Kelompok; Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
  • Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi); Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
Sumber:
Diambil dari:
Fathur Rahman. tt.  Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK. Pendidikan Profesi Guru Bimbingan Dan Konseling/Konselor (PPGBK). Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

makalah dan artikel pendidikan
 Refleksi:
Pelayanan Dasar ini bisa dikatakan sebagai bentuk penegasan paradigma baru pelayanan  bimbingan  dan konseling di sekolah yang berorientasi pada perkembangan (developmental Guidance and Counseling) dan model bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensice Guidance and Counseling), dimana upaya bimbingan dan konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat preventif dan pengembangan, menggantikan paradigma lama yang lebih berorientasi pada pendekatan kuratif-klinis.
Namun sungguh sangat disayangkan, dalam tataran realita upaya mengimplementasikan pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan dan komprehensif ini tampaknya masih sangat beragam dan masih ditemukakan berbagai kendala. Menurut hemat saya,  salah satu kendala yang dirasakan saat ini adalah belum tersedianya kurikulum bimbingan yang terstandarkan secara nasional yang dapat dijadikan sebagai rujukan, baik dalam hal konten (isi), proses, penilaian dan hasil yang diharapkan. Hal ini tampak berbeda dengan kurikulum mata pelajaran, yang sudah memiliki standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan  beserta standar penilaiaannya. Walaupun, ABKIN telah menerbitkan Standar Kompetensi Kemandirian (SKL-nya BK), tapi tampaknya masih diberlakukan secara fakultatif.
Agar pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan optimal  dan terstandarkan, saya berharap semoga pihak yang berwenang kiranya dapat segera menerbitkan regulasi yang pasti tentang Standar Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, melengkapi  PERMENDIKNAS No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Bagaimana menurut Anda?

PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING


A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


1.      Definisi Bimbingan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan. Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)” Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”. Menurut WikiPedia dalam pembahasan bimbingan ada berbagai macam pengertian. silahkan lihat pengertian bimbingan di wikiPedia.org 2. Definisi Konseling Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101). Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Pengertian Bimbingan dan Konseling Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling Fungsi pemahaman Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik fungsi preventif Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah fungsi pengembangan Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya fungsi kuratif Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir) Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling Bimbingan akademik Bertujuan: Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat Memiliki keterampilan belajar yang efektif. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. Memiliki keterampilan membaca buku. Bimbingan pribadi/social Bertujuan: Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dengan positif. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif Memiliki sikap respek thd diri sendiri Dapat mengelola stress Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar Memiliki kemampuan memecahkan masalah Memiliki rasa percaya diri Memiliki mental yang sehat Bimbingan karier Bertujuan: Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan. Bimbingan keluarga Bertujuan: Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga Mampu memberdayakan diri secara produktif Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Sekian makalah artikel susunan dan rangkain toko blog berdasarkan sumber pilihan dari GooGle.co.id yang berhasil saiful rangkai menjadi sebuah artikel pendidikan sederhana berjudul makalah Pengertian Fungsi Tujuan dan Macam-macam Bimbingan Konseling serta artikel jenis-jenis BK. Sumber dari: http://www.tokoblog.net/2012/01/pengertian-fungsi-tujuan-dan-macam.html Copyright by www.tokoblog.net. Terima kasih menyantumkan sumber artikel toko blog

MENULIS SEBAGAI PROSES

A.   Pendahuluan Dalam makalah ini akan dibicarakan tentang menulis sebagai proses, Dan bagaimana dapat dikatakn menulis merupakan sebuah ...