CONTOH MAKALAH SASTRA POPULER
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang fungsi-fungsi komunikasi bahasa
agar dapat dijadikan bahan diskusi,untuk melanjutkan materi yang
sebelumnya.Maka kita dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang fungsi-fungsi
komunikasi bahasa berikut dengan situasi yang terkait denganyas serta berbagai
contohnya.fungsi-fungsi komunikasi yang akan kami jelaskan di dalam makalah ini
adalah fungsi konatif dengan pengertianya dan contoh yang terkait dengan situasi
di wancana sastra populer;fungsi fatik dalam wancana sastra populer;serta
keterkaitan fungsi referensial,puitik,meta bahasa dan fungsi ekspresif dalam
berbagai wancana populer.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan diskusi serta
dapat menambah wawasan dan ilmu tentang fungsi-fungsi komunikasi bahasa bagi
pembaca.
Kami mohon maaf bila banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.Hanya
ini yang dapat kami sajikan dalam bentuk makalah yang sederhana.
BAB II
2.1 FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI BAHASA
Di dalam sastra populer mengandung beberapa unsur serta
fungsinya.Jakobson (1972) mengatakan ada enam factor yang terlibat dalam
komunikasi kebahasaan,yaitu :
~Faktor pesan (message)
Yang lebih baik disebut factor pesan / wahana
~Faktor penerima pesan / wahana
~Faktor pengiriman pesan / wahana
~Faktor Konteks terjadinya pengiriman dan penerimaan pesan / wahana
~Faktor kontak
Antara pengirim dan penerima
~Faktor kode
Yang digunakan untuk memproduksi pesan / wahana
Faktor pesan atau wahana adalah rangkaian bunyi atau huruf yang
mengangkut pesan atau informasi yang ingin disampaikan.Faktor pengirim adalah
subjek yang memproduksi dan mengirimkan pesan atau informasi itu dengan
perantara wahana yang berupa rangkaian huruf atau bunyi.Faktor penerima adalah
subjek yang menjadi tujuan atau alamat dari pesan atau wahana.Faktor konteks
adalah segala sesuatu yang ada di luar pengirim dan penerimaserta di luar pesan
atau wahana yang diacu oleh pesan atau wahana tersebut.Faktor kontak adalah
saluran fisik atau hubungan psikologis yang memungkinkan terbangun atau
terpeliharanya komunikasi antara pengirim dan penerima.Faktor kode adalah tata
aturan atau tata bahasa yang relatif sama,dapat digunakan oleh pengirim dan
penerima sehingga komunikasi antara kebudayaan dapat berjalan dan tidak
menimbulkan salah paham.
Sesuai dengan factor-faktor di atas,komunikasi bahasa mempunyai 6 (enam)
fungsi,yaitu :
1.Fungsi politik
2.Fungsi ekspresif
3.Fungsi konatif
4.Fungsi referential
5.Fungsi Fatik
6.Fungsi meta bahasa
Fungsi ekspresif,ditemukan dalam komunikasi bahasa yang memusatkan
perhatian pada pengirim,dengan tujuan mengungkapkan sikap,perasaan,pikiran
dari pengirim terhadap apa yang dikatakanya.
Fungsi konatif merupakan komunikasi bahasa yang diarahkan pada
penerima.Fungsi ini terutama ditemukan dalam kata-kata atau kalimat atau
ungkapanyang bersifat vokatif (panggilan) dan imperative (perintah) karena tujuan
dari bentuk-bentuk bahasa itu adalah untuk mempengaruhi penerima.
Fungsi meta bahasa berkaitan dengan tata bahasa,kesamaan kode yang
digunakan oleh pengirim dan penerima sewaktu berkomunikasi.Semua komunikasi
menggunakan tata bahasa atau aturan yang relatif sama antar pihak yang
berkomunikasa.
Fungsi bahasa referential ditemukan dalam aktivitas dan hasil aktivitas bahasa
yang memberikan tekanan pada objek-objek yang diacu oleh pesan atau wahana
yang digunakan.
2.2 FUNGSI KONATIF
Bila kita mendengarkan juru kampanya dari suatu partai tertentu dalam masa
pemilu tertentu,apakah kira-kira tujuannya?tentu saja tujuannya adalah agar para
pendengar melakukan sesuatu untuknya,mencoblos tanda gambar tertentu pada
hari pemilihan.Nah,wancana yang menjalankan fungsi demikian dapat disebut
wancana dengan fungsi konatif yang dominan.
Ada beberapa cara yang digunakan seseorang atau pengirim pesan / wancana
agar apa yang dikirimkannya itu mendapat perhatian,membangkitkan usaha
pemahaman,menimbulkan sikap atau tindakan daari penerima.Berikut ini adalah
beberapa cara tersebut :
1.Pengirim harus harus dapat dipercaya.
2.Pesan / wahana yang digunakan tersusun sedemikian rupa sehingga dapat
membuat penerima terpengaruh untuk memperhatikannya.
3.Segala yang disampaikan itu memang dapatdibuktikan oleh orang
banyak,dapat dengan mudah ditemukan buktinya dalam kehidupan sehari-
hari,dapat dialami dan bahkan mungkin sudah dialami dan dirasakan oleh banyak
orang,termasuk penerima.
Sastra populer tidak hanya mengandung fungsi fatik,melainkan juga fungsi
konatif.Penempatan data pribadi dan daftar prestasi pengarang karya sastra
populer di sampul bagian belakang karyanya,misalnya,merupakan contoh untuk
membuat penerima percaya.
Informasi berupa foto Hilman yang tampak muda dan ganteng itu merupakan
contoh dari usaha penanaman kepercayaan melalui membangun kesan keakraban
pengirim dengan penerimanya yang juga muda dan (berharap dan mengidolakan
pemuda) ganteng.
Informasi mengenai prestasi Hilman merupakan contoh dari identitas dirinya
bagai seorang pengarang yang memang amat ahli,amat berpengetahuan,amat
rampil dalam bidangnya,yakni karang-mengarang sastra populer.Hampir semua
pengarang memua informasi tentang prestasinya ini,misalnya dalam bentuk
informasi tentang jumlah karya yang sudah dihasilkannya,hadiah yang
diperoleh,media besar yang sudah memuatnya,jumlah ekslemplar dari seluruh
buku yg beredar di pasaran.Pengulangan adegan-adegan yang mempunyai bentuk
dan makna kurang lebih sama.Untuk membuat pembaca bersikap antipasti
terhadap kebiasaan,cara hidup,dan pandangan hidup tertentu,pengarangan akan
cenderung mengulan-ulang adegan atau peristiwa yang menunjukan hal itu.
Terkait erat dengan sifat imajinatif karya sastra termasuk sastra
populer,sebenarnya,menyampaikan suatu pandangan mengenai kehidupan,dapat
mengakatan secara konseptual saja,dengan cara memberika pengertia-
pengertian.Akan tetapi di dalam karya sastra,termasuk sastra populer,pengertian-
pengertian saja tidak cukup.Pengertian itu harus dibuktikan agar memperoleh
perhatian.Inilah operasi analisasi dari apa yang dinamakan sebagai konatif itu.
2.3 Fungsi Fatik
Sastra populer harus membangun rasa keakraban dalam diri
pembacanya,harus menempatkan pengarang,penyair,pengirim,dan bahkan pesan
atau wahana karya,sebagai bagian dari kehidupan keseharian para pembaca itu.
Dalam karya sastra populer sendiri,fungsi fatik yang demikian
sebenarnyatentang cirri sudut pandang dan gaya bahasa sastra popular.
Fungsi Fatik :
1.narator yang mewakili pengirim tidak berpura-pura bahwa cerita ada dengan
sendirinya,melainkan menghadirikan pula dirinya sebagai pencerita.Dengan
demikian,ia hadir di hadapan pembaca,menganjak pembaca bicara.
2.Narator mentertawakan dirinya sendiri,seolah-olah malu pada
pembacanya.Hal ini menimbulkan kesan,bahwa pembaca hadir dekat narrator,ikut
member reaksi terhadap cerita dan cara bercerita narrator itu.
Dari segi gaya bahasa,fungsi fatik itu memperlihatkan diri dalam dua bentuk:
1.Dalam bentuk bahasa sehari-hari yang penuh dengan ungkapan dan idiom
yang biasa digunakan di kalangan lingkungan yang diidolakan oleh pembaca itu.
2.Terjadi percampuran,kesamaan,antara gaya bahasayang digunakan oleh
narrator untuk menceritakan tokoh-tokoh ceritanya berserta berbagai tempat dan
peristiwa tempat tokoh-tokoh itu hidup dengan gaya bahasa tokoh-tokoh itu sendiri.
Dari segi plot cerita juga terlihat kuatnya fungsi fatik tersebut,sastra populer
seringkali melantur,tidak terfokus pada satu masalah tertentu,melainkan dapat
berkembang jauh ke masalah yang ada di luar masalah utama.Dalam sastra
populer apa yang diceritakan,persoalan apa yang dibahas,kesimpulan apa yang
dapat ditarik secara ketat,tidaklah begitu penting.Yang penting adalah
ngobrolnya,percakapanya.
Selainka melalui sudut pandang,gaya bahasa,dan alur,fungsi fatik ini dapat
pula dilihat dari unsure-unsur sastra populer yang lain seperti unsure tokoh,unsure
latar,dan unsure masalah dan tema.Tokoh-tokoh dalamsastra populer selalu
merupakan tokoh-tokoh yang sama,mewakili,dekat,dan terkait langsung dengan
lingkungan pembacanya.
2.4 Fungsi referensial,Puitik,Meta bahasa,dan Ekspresif
Keterikatan pertama dari karya sastra populer dengan kenyataan luar itu
terlihat dari penggunaan bahasanya.Bahasa kaya sastra bukanlah bahasa yang
sepenuhnya hasil ciptaan pengarang sendiri,bahasa itu sebagian besar adalah
bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada umunya.
Dalam kasus karya sastra populer,kecenderungan referensial serupa itu
tampak lebih menyolok daripada sastra non populer,sesuai dengan usahanya
mendekati kehidupan.Berbeda dari sastra non populer yang kadang-kadang
menampilkan kehidupan dunia yang ‘aneh’,sastra populer selalu bercerita tentang
kehidupan yang banyak persamaanya dengan kehidupan nyata.Namun sastra
populer dan non populer,itu sendiri cenderung tidak menginginkantimbulnya kesan
bahwa dunia yang digambarkan di dalam cerita seperti di dalamcerita Olga dan TV
swasta,dinyatakan secara eksplisit bahwa apa yang tergambar dalam novel itu
hanya khayalan.
Dihadapkan dengan kenyataan itu dalam sastra populer yang menjadi penting
tidak selalu fungsi referensial,melainkan fungsi penataan bahan-bahan yang
mengcu pada kenyataan itu.Soal yang menyangkut komposisi atau penataan ini
dapat dimasukan ke dalam fungsi puitik ini adalah kecenderungan wacana sastra
untukmenarik perhatian pembaca khusus pada daktor pesan.Karena menyangkut
penampakan penataan dan pengorganisasian bahan-bahan yang bersifat
referensial pertanyaan utama dari fungsi puitik sastra populer ini menyangkut
kesatuan wacana.Seperti novel Olga dan TV swasta yang bermain-main diantara
kode-kode tersebut (plesetan).Plesetan merupakan salah satu jenis asas estetika
terpenting dari sastra populer,terutama termasuk dalam jenis sastra populer untuk
remaja.
Tentu saja sastra populer tidak hanyta terdiri dari sastra remaja.Disamping itu
banyak jenis sastra populer yang lain dengan fungsi puitiknya sendiri-sendiri,ada
sastra populer untuk wanita dewasa,pria dewasa,ada juga yang bersifat
petualangan,detektif,spionase,horror,dll.
Semua itu mempunyai fungsi puitiknya sendir-sendiri yang akan dibicarakan
secara lebih terperinci dalam modul berikutnya,meskipun demikian,semuanya
nasih tergolong bersifat umum.
Pertanyaan puitik atau hal estetika mengenai alur cerita ini setidaknya meliputi
tiga hal:
1.Sejauh mana rangkaian peristiwanya terpadu,menjalin sebuah hubungan
erat,yang membuat peristiwa yang satu tidak terpisahkan dari peristiwa lainya.
2.Sejauh mana tingkat perkembangan peristiwanya.
3.Sejauh mana teknik-teknik.
BAB III
TEMUAN
3.1 FAKTOR PENDUKUNG
~ Adanya kerja sama antara mahasiswa dengan dosen pengampu
~ Adanya kerjasama antara sesame anggota kelompok
3.2 FAKTOR PENGHAMBAT
~ Tiap anggota kelompok berdomisili berjauhan
~ Sulitnya mendapat sumber materi
~Kurangnya ilmu pengetahuan tentang sastra populer
3.3 MANFAAT YANG DIRASAKAN
~ Menjadi lebih memahami fungsi sastra populer
BAB IV
PENUTUP
Dengan Mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikab
rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kaml
yakin walaupun dengan penyajian makalah ini tidak luput dari kesalahan,maka
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun,demi perbaikan
pada tugas-tugas yang akan kami kerjakan ke depannya.Mudah-mudahan dengan
penyajian makalah ini,dari hasil kerjasama antar anggota kelompok kami dapat
membantu dan menambah pengalaman kepada para pembaca dan mudah-
mudahan makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
4.1 Kesimpulan
~ Pada hakikatnya sastra populer merupakan wacana aktivitas dan produk
kebangsaan.
~Didalam sastra populer terdapat tentang beberapa fungsi sastra populer,yaitu
sebagai berikut:
1.fungsi-fungsi komunikasi b ahasa
2.fungsi fatik
3.fungsi konatif
4.fungsi referensial,puitik,meta bahasa dan ekspresif
4.2 SARAN
~Jadikan makalah ini sebagai penambah ilmu pengetahuan tentang fungsi
sastra populer
~Jadikan makalah ini sebagai baha bacaan dan diskusi untuk saling
menumbuhkan pengetahuan tentang sastra populer
No comments:
Post a Comment