Monday, June 11, 2012

Sekilas Puisi Lama


 PUISI LAMA

Puisi lama mempunyai beberapa kaidah mutlak yang harus diikuti,yaitu:
1. Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.
2. Jumlah suku kata dalam setiap kalimat.
3. Rima atau persamaan bunyi.
4. Irama.
Puisi lama terdiri dari beberapa bentuk yaitu:
1. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat isi.Bunyi huruf terakhir pada kalimat pertama dan ketiga kata terakhir di sebut sajak a. Bunyi huruf terakhir pada kalimat kedua dan kalimat keempat disebut sajak b. Jadi pantun bersajak ab-ab.
Contoh:
Sungguh elok asam belimbing ( g: sajak a)
Tumbuh dekat limau lungga ( a: sajak b)
Sungguh elok berbibir sumbing (g: sajak a)
Walau marah tertawa juga (a: sajak b)
Berdasarkan isinya pantun dibedakan menjadi:
a. Pantun Anak
Pantun anak terbagi menjadi:
· Pantun Jenaka
· Pantun Kedukaan
· Pantun Teka-teki
Contoh:
Taruhlah puan di atas pati
Benang sutra dilipat jangan
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa susu delapan
b. Pantun Muda-mudi
Pantun muda-mudi, terbagi menjadi:
· Pantun muda-mudi kejenakaan
· Pantun muda-mudi dagang
· Pantun muda-mudi cinta kasih
· Pantun muda-mudi ejekan
Contoh:
Singapura tanjung menjulur
Tempat orang bersepak raga
Pura-pura jalan menekur
Hati di dalam rusak binasa
a. Pantun Tua
Pantun tua terbagi atas:
· Pantun tua kiasan
· Pantun tua nasihat
· Pantun tua adat
· Pantun tua agama
· Pantun tua dagang
Contoh:
Kalau tuan hendak ke Padang
Jangan lupa beli tali
Kalau tuan hendak berdagang
Jangan lupa memuja Illahi
2. Talibun
Talibun meruapakan pantun juga, perbedaannya terletak pada jumlah baris pada tiap baitnya. Dalam pantun terdiri dari empat baris sedangkan pada talibun lebih dari empat baris. Setiap baris dalam talibun selalu berjumlah genap atau kelipatan gen ap, misalnya enam, delapan, dua belas, dst.
Tiap baris dalam talibun terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran dalam talibun tergantung pada jumlah baris tiap baitnya. Talibun yang memiliki enam baris, maka sampirannya terdapat pada tiga baris pertama. Sedangkan isinya terdapat pada ketiga baris terakhir.
Contoh:
Selasih di rimba Jambi
Rotan ditarik orang pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami.
3. Seloka
Seloka disebut juga pantun berbingkai. Bedanya dengan pantun adalah kalimat ke-2 dan ke-4 pada bait pertama diulang kembali pengucapannya menjadi kalimat ke-1 dan ke-3 pada bait ke-2. Begitu seterusnya, kalimat ke-2 dan ke-4 pada bait kedua akan diulang lagi pada bait ketiga.
Contoh:
Seganda gugur di halaman
Daun melayang masuk kulah
Dengan adinda minta berkenalan
Rindunya bukan ulah-ulah
Daun melayang masuk kulah
Batang berangan di tepi paya
Rindunyabukan ulah-ulah
Jangan tuan tidak percaya
Batang berangan di tepi paya
Mari di jolok dengan galah
Jika tuan tidak percaya
Mari bersumpah kallamulah
4. Gurindam
Persamaan gurindam denganpantun hanyalah pada isi dan tema yang terkandung di dalamnya yaitu sama-sama mengandung nasihat, bersifat mendidik, sertabanyakberisikan masalah agama. Perbedaannya terletak pada persajakan dan jumlah baris, gurindam berbeda dengan pantun. Gurindam terdiri dari dua baris tiap baitnya. Bersajak a-a. Gurindam disebut juga sajak dua seuntai. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas, karya Ali Haji. Disebut gurindam dua belas sebab jumlah baris seluruhnya berjumlah dua belas.
Contoh:
1. Awal diingat di akhir tidak
2. Alamat badan akan rusak
3. Barang siapa mengenal dua
4. Tahulah dia barang terperdaya
5. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
6. Di situlah banyak orang tergelincir
7. Barang siapa meninggalkan sembahyang
8. Seperti rumah tak bertiang
9. Jika hendak mengenal orang berbangsa
10. Lihatlah kepada budi dan bahasa
11. Apabila anak tidak dilatih
12. Jika besar ibu bapaknya letih
5. Syair
Syair terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. Dilhat dari jumlah barisnyasyair hampir sama dengan pantun. Perbedaannya terletak pada persajakannya yaitu aa-aa
Contoh:
Ya Illahi Khalikul Bahri
Nasibku malang tidak pergi
Ditinggalkan suami seorang diri
Bakal sengsara setiap hari
6. Mantera
Mantera adalah karya sastra lama yang berisikan puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dikeramatkan, seperti dewa-dewa, roh-roh, binatang-binatang, atau Tuhan. Mantera biasanya diucapkan secara lisan oleh para pawing atau dukun sewaktu diadakan suatu upacara keagamaan.
Contoh:
Hai Tok Mambang Putih, Tok Mambang Hitam
Yang diam dibulan dan matahari
Melimpahkan sekalian alam asalnya pawang
Menyampaikan sekalian hajatku,
Melakukan kehendakku,
Assalamualaikum!
7. Masnawi
Masnawi adalah puisi Arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seorang yang mulia.
Contoh:
UMAR
Umar yang adil dengan perinya
Nyatalah pun adil dengan sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah yang benar sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagipula yang menjauhan segala syar
Immamullah di dalam padang mashyar
Barang yang hak Ta’ala katakana itu
Maka katanyayang sebenarnya begitu
8. Ruba’i
Puisi Arab yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan nasihat-nasihat bersifat pemujaan.
Contoh:
MANUSIA
Subhanallah apa hal segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia
9. Kit’ah
Puisi Arab yang berisikan tentang nasihat-nasihat yang bersifat mendidik.
Contoh:
Jikalau dalam tanah pada ikhwal sekalian
Tiadakan kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang Allah berfirman
Kulluman’alaihi Famin, yaitu barang siapa yang di atas bumi itu lenyap jua
10. Nazam
Puisi Arab yang berisikan tentang cerita hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana.
Contoh:
Bahwa bagi raja sekalian
Hendak ada menteri demikian
Yang pada suatu pekerjaan
Sempurnakanlah segala kerajaan
Menteri inilah maha tolan raja
Dan peti segenap rahasia sahaja
Karena kata raja itu katanya
Esa artinya dan dua adanya
Maka menteri yang demikianlah perinya
Ada keadaan raja dirinya
Jika rapat adanya itu
Dapat peti rahasianya di situ
11. Gazal
Puisi Arab yang berisikan cinta kasih.
Contoh:
Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawaku pun, mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu yang menghidupkan sementara nyawa manusia juga
Dan menghilangkan cinta pun itu kekasihnya yang setia juga
Bukhari yang ada nyawa itu adalah berbahagia juga

No comments:

Post a Comment

MENULIS SEBAGAI PROSES

A.   Pendahuluan Dalam makalah ini akan dibicarakan tentang menulis sebagai proses, Dan bagaimana dapat dikatakn menulis merupakan sebuah ...