KECEPATAN
MEMBACA DAN MENGUKUR
KEMAMPUAN
MEMBACA
(Makalah)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami
kelompok IV dapat menyusun makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Dr.
Dalman, M. Pd, selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Membaca
2. Teman-teman
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
Makalah ini disusun berkaitan
dengan tugas kelompok mata kuliah Membaca yang didalamnya membahas tentang
kecepatan membaca dan mengukur kemampuan membaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis membuka diri
menerima kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Pringsewu, Oktober 2010
Penyusun
ii
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN............................................................................... 1
II.
PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Kecepatan
Membaca...................................................................... 2
B. Menangkap
dan Mengenali Kata.................................................... 6
C. Membentuk
Kebiasaan Membaca Efisien...................................... 10
D. Cara
Mengembangkan Kecepatan Membaca................................. 12
E. Hal-hal
yang menghambat kecepatan membaca............................. 13
F. Mengukur
kemampuan mambaca................................................... 14
III.
PENUTUP............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
|
I.
PENDAHULUAN
Membaca
adalah aktifitas yang kompleks dengan menggerakan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah. Meliputi orang yang harus menggunakan pengertian khayalan,
mengamati dan mengingat-ingat.
Membaca
juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan informasi melalui
sesuatu (teks atau bacaan). Oleh karena itu kegiatan membaca sangat berhubungan
dengan mata dan otak (pikiran)
Kita
(pembaca) tidak akan dapat membaca tanpa menggerakkan mata dan tanpa
menggunakan pikiran kita. Jadi seorang pembaca harus dapat menggerakan mata dengan
baik dab dapat berkonsentrasi pada saat membaca agar irformasi atau pesan dapat
ditangkap dengan baik.
Dalam
kegiatan membaca, pada umumnya masih banyak pembaca yang belum bisa membaca
dengan baik dan belum mengetahui dengan jelas mengenai membaca cepat bahkan
cara mengukur kecepatan membacanya.
Berdasarkan
hal itu kami menyusun makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah membaca tetapi juga agar pembaca mengetahui bagaimanakah seorang pembaca
yang baik itu, bagaimanakah cara mengembangkan kemampuan membaca dan hal-hal
apa sajakah yang dapat menghambat dalam membaca cepat serta dapat mengetahui
cara mengukur kecepatan membaca.
Untuk
itu di dalam makalah ini akan membahas mengenai kecepatan membaca, cara
mengembangkan kecepatan membaca. Hal-hal yang menghambat kecepatan membaca dan
mengukur kemampuan membaca.
II.
PEMBAHASAN
A.
Kecepatan
Membaca
Banyak orang
yang belum pernah mendapat bimbingan khusus dalam membaca cepat, mempunyai
kecepatan yang sama dalam membaca. Kecepatan membaca pun harus fleksibela,
artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu
diperlambat. Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca.
Kegiatan membaca
berhubungan dengan pembaca dan bahan yang di baca. Pembaca yang baik adalah
pembaca yang dapat membaca dengan cepat dan tahu maksud yang dibaca. Tetapi, biasanya
banyak orang yang membacanya masih dengan pengertian yang salah.
Berdasarkan
pengertian itu, seorang pembaca tidak tahu cara membaca yang baik karena, sering
kali ada hal-hal yang harus kita baca tetapi sebenarnya tidak perlu
menghabiskan waktu yang banyak. Jika kita tidak dapat membaca dengan cepat, maka
kita hanya akan membuang-buang waktu (pemborosan waktu). Namun, banyak juga
orang yang membaca terlalu cepat untuk bacaan yang seharusnya dibaca
pelan-pelan. (Prof. DR. M.F.Baradja, 1990: 121).
Seorang pembaca
yang baik, selain dapat membaca dengan cepat, ia juga harus tahu dimana ia
harus membaca dengan cepat maupun dengan lambat. Hal itu dikarenakan, suatu
bacaan atau buku memerlukan tingkat pemahaman yang berbeda saat di baca. Ada
bacaan yang tingan dan ada bacaan yang berat.
(Prof. DR.
M.F.Baradja, 1990: 122).
Ada sebagian
orang yang dapat membaca cepat, tetapi tidak dapat ingat apa yang dibacanya,
mungkin mereka ini, sudah terbiasa sejak kecil dengan membaca lambat. Ada
sebagian orang lagi yang dapat membaca dengan cepat dan ingat tentang apa yang
dibacanya. Orang-orang yang disebut belakangan ini dapat digolongkan dalam
kelompok orang-orang yang dapat membaca dengan efisien. (Soedarjo, 1989: 29)
Para ahli
membaca cepat mengemukakan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki pretasi
waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca. Ini
kemungkinan karena, pembaca tidak lagi mempunyai kebiasaan membaca kata demi
kata. (Prof. DR. M.F.Baradja, 1990: 121).
Unsur utama
membaca adalah otak. Mata hanya mengantarkan gambar ke otak lalu otak, memberikan
intepretasi terhadap apa yang dituju oleh mata itu. (Soedarjo, 1989: 20).
Salah satu bukti
bahwa, dalam membaca fungsi otak itu lebih penting dari mata dapat dilihat pada
orang yang mengalami luka hebat di otak, ternyata ia menjadi buta secara
menyeluruh dan selamanya meski mata orang itu berfungsi dengan sempurna. (Soedarjo,
1989: 21).
Untuk
mendapatkan informasi tidak hanya dengan membaca cepat, tetapi kita harus
selalu berkonsentrasi pada saat membaca. Percuma bila kita telah membaca cepat,
namun kita tidak dapat mengerti atau memahami apa yang kita baca. (Soedarjo,
1989: 50)
Semakin kita
berkonsentrasi, semakin cepat pula kita menyerap idea tau informasi yang kita
inginkan. Bagaimanapun ringannya, suatu bahan bacaan itu konsentrasi mutlak
perlu, pikiran kita harus kebacaan itu. (Soedarjo, 1989: 50)
Kurangnya data
konsentrasi pada tiap pembaca disebabkan oleh hal-hal yang berbeda. Ada orang
yang memerlukan tempat yang tenang (hening) untuk dapat membaca, tetapi ada
juga orang yang dapat berkonsentrasi apabila ditemani oleh suara radio. Kurangnya
konsentrasi juga disebabkan oleh kurangnya minat perhatian terhadap apa yang
dibaca, karena tidak menarik, terlalu sulit atau terlalu mudah atau memang
membosankan. (Soedarjo, 1989: 50)
Selain itu juga,
ada kemungkinnan orang itu belum siap membaca, misalnya karena badan terlalu
lelah atau perasaannya masih kacau (sedih). Untuk meningkatkan daya
konsentrasi, ada dua kegiatan penting yaitu menghilangkan atau menjauhi hal-hal
yang menyebabkan pikiran menjadi kusut dan memusatkan perhatian secara
sungguh-sungguh. (Soedarjo, 1989: 50)
Selain unsur
utama, ada juga keterampilan dasar
seperti gerakan mata, membaca frase, mengenal kata-kata kunci baik untuk fiksi
maupun non fiksi. (Soedarjo, 1989: 19)
Dalam kegaitan
membaca, persepsi dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata,
dapat dilihat pada lamanya mata berfiksasi. Apabila persepsinya kuat (mengenai
informasi yang dibacanya), fiksasi berlangsung cepat. Pembaca tidak berhenti
lama di satu fiksasi, tetapi segera meloncat ke fiksasi berikutnya. (Soedarjo,
1989: 21)
Gerakan mata
tergantung pada jarak benda yang dilihat. Apabila kita melihat jauh mengikuti
benda yang bergerak di lapangan pandang luas, mata bergerak halus dan rata.
Akan tetapi, apabila kita melihat benda-benda dijarak yang dekat seperti kalau
kita melihat gambar atau membaca gerakan mata akan cepat. (Soedarjo, 1989: 28)
Mata bergerak
dari satu titik fiksasi melompok ke titik fiksasi yang lain, berhenti sejenak
lalu melompat ke titik fiksasi berikutnya. Seorang pembaca yang tidak efisien, dalam satu
fiksasi hanya dapat satu atau dua kata misalnya :
Mata
bergerak dari satu titik fiksasi melompat ketitik
fiksasi yang lain.
Sedangkan
pembaca yang efisien, dapat menangkap lebih banyak kata, misalnya :
Matabergerak dari suatu titik
fiksasi melompat
ketitik fiksasi yang
lain.
Saya memakai baju lengan panjang
(Soedarjo, 1989: 28)
Untuk
mendapatkan kecepatan dan efisiensi
membaca dapat dilakukan dengan melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata,
yaitu satu fiksasi meliputi dua atau tiga kata, kemudian dengan membaca satu
fiksasi untuk suatu unit pengertian. Melalui cara ini siswa dapat lebih mudah
menyerap apa yang dibacanya.
Cara
selanjutnya yaitu seorang pembaca diusahakan pada saat membaca jangan menghafal
kata-kata yang dibacanya, melainkan memahami maksud apa yang dibacanya. Selain
dengan cara-cara diatas masih ada satu cara lagi, yaitu dengan mempercepat
peralihan dari fiksasi ke fiksasi, tidak terlalu lama berhenti dalam satu
fiksasi. Percepat gerak mata dari satu fiksasi ke fiksasi berikutny (Soesdarso,
1989: 29).
Semakin
sedikit waktu untuk berhenti semakin baik karena si pembaca tidak
membuang-buang waktu. Pada saat membaca kemampuan menyerap ide yang dilakukan
oleh otak tidak bergantung pada kemampuan ingatan mengikuti susunan kata.
Artinya bahwa otak kita dapat menyerap ide jauh lebih cepat dari pada mata kita
melihat susunan kata itu. Jadi, kita tidak harus mengingat-ingat bagaimana
susunan kata itu, tetapi yang kita ingat adalah idenya. Kemudian dengan
pengertia yang kita pahami, kita merumuskan ide itu dengan kata-kata kita
sendiri (Soedarso, 2989: 29).
B.
Menangkap
dan mengenali kata
Dalam proses
membaca, mata bertindak sebagai indra yang menangkap kata-kata dalam bahan
bacaan. Kata-kata tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai
sebuah kosa kata, kelompok kata, maupun pemahaman sebuah kalimat.
Ternyata otak
manusia mampu memproses kata-kata dengan baik bahkan ketika urutannya
dibolak-balik. Coba Anda simak teks berikut:
Kmaemuapn
mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn mngelnaei ktaa. Mnuasia mngenelai
breabgai ktaa lweat bkuu dan tlisaun ynag dbiacaayn. Ktaa-ktaa tbuesret
dsimiapn dlaam mmorei oatk dan aakn dinalkei lbeih cpeat ktikea dtemuikan
kmblaei pdaa baahn baacan ynag brau.
Libeh
habet lgai tnyatera uturan ktaa tdiak tlaleru ptineng aslaakn psoisi hruuf
preatma dan trekahir tdiak bruebah. Adna hnaya ckuup mngelnaei hruuf preatma
dan trekahir tdai kmeduian dnegan kmemapaun laur baisa aakn mngeanilnya sbegaai
sbeauh ktaa spereti ynag Adna bcaa skeranag. Ini mneuurt rsiet ynag prenah
dlikaukan Uinvertisas Cmabrigde, Ingrigs.
Sekarang
bandingkan dengan teks aslinya
Kemampuan
membaca cepat terkait erat dengan kemampuan mengenali kata. Manusia mengenali
berbagai kata lewat buku dan tulisan yang dibacanya. Kata-kata tersebut
disimpan dalam memori otak dan akan dikenali lebih cepat ketika ditemukan
kembali pada bahan bacaan yang baru.
Lebih hebat lagi
ternyata urutan kata tidak terlalu penting asalkan posisi huruf pertama dan
terakhir tidak berubah. Anda hanya cukup mengenali huruf pertama dan terakhir
tadi kemudian dengan kemampuan luar biasa akan mengenalinya sebagai sebuah kata
seperti yang Anda baca sekarang. Ini menurut riset yang pernah dilakukan
Universitas Cambridge, Inggris.
Apa yang Anda
rasakan ketika membaca kedua teks tadi? Kebanyakan orang tidak akan mengalami
kesulitan berarti untuk membaca teks pertama. Mungkin kecepatannya akan lebih
lambat karena teks tersebut dibolak-balik. Walaupun demikian teks tersebut
masih cukup mudah dibaca dan dikenali sebagai kosa kata yang telah kita kenali
sebelumnya.
Tulisan yang
dibolak-balik tadi sekaligus menjadi bukti bahwa Anda mampu membacanya. Inilah
prinsip yang akan kita gunakan dalam membaca cepat yakni mengenali kata demi
kata dengan kecepatan tinggi sehingga Anda bisa terus berpindah ke kata
berikutnya sambil membangun pemahaman dan konteks bahan bacaan.
Dalam membaca
cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Ketika Anda melihat sekumpulan
huruf lewat mata dan mengirimkan ke otak, maka akan ada proses pengenalan
terhadap kata-kata tersebut terlebih jika Anda pernah mengenal kosa kata
tersebut sebelumnya. Itu mengapa orang yang rajin membaca memiliki kecepatan
yang relatif lebih cepat dibandingkan orang yang jarang baca karena kekayaan
kosa kata yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teknik membaca cepat, kita akan
melatih kecepatan mengenali berbagai kosa kata tersebut.
Berikut latihan
yang dapat Anda lakukan. Coba lihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri)
kemudian temukan kata yang sama pada 4 kolom berikutnya. Lakukan proses ini
dengan cepat dan sekali lirik. Semakin cepat dan akurat Anda mengenalinya
berarti semakin cepat pula kemampuan asosiasi Anda terhadap kata-kata tersebut.
1. Latihan
mengenali kata
Lakukan latihan tersebut dengan
cepat. Rasakan mata Anda berpindah cepat dari kolom acuan ke kolom yang harus
ditemukan.
2. Latihan
mengenali kelompok kata
Latihan kedua adalah mengenali
kelompok kata (frasa). Anda telah mengenal kata-kata ini sebelumnya. Sama
seperti latihan sebelumnya lakukan dengan cepat untuk menemukan frasa yang sama
pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya.
Latihlah kedua
hal di atas sampai Anda dapat mengenali dengan cepat sebuah kata dan kelompok
kata (frasa). Dengan demikian, ketika proses membaca cepat dilakukan,
pengenalan kata tidak tertinggal. Ibarat seorang pembalap, meskipun berkendara
dengan kecepatan tinggi, Anda tetap awas atas apa-apa yang ada di depan, kiri
dan kanan.
C.
Tujuan
Membaca Cepat
Tujuan awal diadakannya
pengajran membaca cepat kepada anak atau siswa adalah agar anak atau siswa itu
dapat membaca secara efektif dan efisien yaitu, mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini, yang
dipentingkan bukanlah masalah kecepatan siswa dalam membaca, melainkan tingkat
pemahaman isi bacaan setelah dibaca oleh siswa secara cepat . percuma apabila
anak atau siswa dapat membaca dengan cepat tetapi tidak dapat memahami isinya
(DR. Henry Guntur Tarigan, 1994: 27)
Menyesuaikan kecepatan
membaca dengan jenis pemahaman yang hendak dicapai merupakan masalah yang
penting, karena berkaitan dengan keterampilan membaca dan keterampilan studi.
(DR. Henry Guntur
Tarigan, 1994: 27)
Keterampilan membaca
yaitu bagaimana cara seorang anak atau siswa dalam membaca suatu bacaan.
Tentunya, hal itu sangat berhubungan dengan tujuan membac yaitu membaca untuk
studi, membaca untuk kesenangan dan membaca untuk usaha. Berdasarkan tujuan
membaca tersebut maka si pembaca (siswa) akan berpengaruh pada fleksibelitas
membaca (Dalman, 2009: 7).
Sedangkan keterampilan
studi berhubungan dengan bahan bacaan yang akan dibava. Apakah bahan bacaan itu
masuk pada tujuan membaca studi, membaca untuk kesenangan ataupun untuk usaha.
Dalam hal ini, seorang guru hendaknya mengajarkan sipembaca untuk dapat
menentukan bahan bacaan mana yang akan dibaca, tentunya yang berhubungan
informasi yang dicari oleh siswa atau berhubungan informasi yang dicari oleh
siswa atau pembaca (Dr. Henry Guntur Tarigan, 1994: 27).
D.
Membentuk
Kebiasaan Membaca Efisien
Membentuk kebiasaan
membaca yang efisien memakan waktu yang relative lama, oleh karena itu,
usaha-usaha pembentukan hendaklah di mulai sedini mungkin dalam kehidupan,
yaitu sejak masa kanak-kanan. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti
peletakan fundasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun,
yaitu sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang
dikatakan dan berbicara), walaupun masih pada taraf bahasa yang jauh dari
sempurna, menurut ukuran dewasa (DP: Tampubolon, 1990: 228).
Usaha
yang dapat dilakukan pada taraf permulaan ini ialah merangsang daya visual dan
motorik anak untuk sekadar mengenali buku. Angota-anggota keluarga yang sering
dilihat oleh anak membaca atau memegang buku dirumah, termasuk hal yang baik
untuk membiasakan giat membaca atau memotivasi untuk mau membaca (DP:
Tampubolon, 1990: 228)
Pada
usia 2,5 tahun sampai 3 tahun akan baik sekali pengaruhnya, jika kepada anak
diberikan buku-buku bergambar, apalagi jika anak itu didorong untuk membuka
buku-buku itu dan melihat gambar-gambar yang ada di dalamnya serta menyebut
nama gambar-gambar itu. Dengan cara ini, secara tidak langsung kita dapat
merangsang perkembangan otak pada anak. Pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulai
belajar mengeli tulisan. Setelah anak mulai sekolah dan dapat membaca permulaan
(huruf, kata dan kalimat), seorang anak perlu dirangsang untuk membuka dan
membaca buku-buku yang sesuai dengan yang dipelajarinya di sekolah.
Pada
usia 4-5 tahun, anak sudah mulai bisa membaca secara perlahan-lahan, pada usia
ini hendaknya orang tua dapat merangsang anak dengan cara menyediakan buku-buku
bacaan anak-anak dirumah dan diberikan untuk latihan membaca. Bercerita kepada
anak-anak sebelum tidur juga dapat menambah minat membaca anak (DP. Tampubolon,
1990: 29).
Setelah
anak dapat membaca secara lancer, dia dapat diminta untuk membacakan buku
cerita yang disukainya. Pada waktu anak sudah dapat membaca, hendaknya
cara-cara atau teknik yang digunakan anak dalam membaca perlu diperhatikan,
sehingga cara-cara yang tidak baik (tidak efisien) tidak berkemang menjadi
kebiasaan.
Pada
usia ini, memang anak-anak suka membaca bersuara. Ini tidak salah, karena perlu
untuk memantapkan daya pengenalannya akan huruf-huruf. Tetapi, perlu mulai
diingatkan kepada anak-anak bahwa, membaca dalam hati juga perlu, dan anak itu
perlu ditunjuki tentang cara melakukannya. (DP. Tampubolon, 1990: 229).
Usaha-usaha
seperti diatas adalah usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pembentukan
kebiasaan membaca dalam hal ini terutama peletakan fundasi minat yang baik dari
diri anak. Jika minat yang baik itu telah terbentuk, maka fundasi kuat untuk
membentuk kebiasaan membaca efisien telah ada dan anak semakin berusaha untuk
mengembangkannya. Setelah minat yang baik berkembang, dengan sedikit bimbingan
tentang teknik-teknik membaca efisien, maka anak itu akan memiliki kebiasaan
membaca yang efisien (DP. Tampubolol, 1009: 229)
Sedangkan
pembentukan kebiasaan membaca efisien pada usia dewasa jauh lebih sukar
daripada pembentukan pada saat masih anak-anak. Tetapi bukan tidak mungkin,
karena pada usia dewasa yang perlu dikembangkan adalah minat membaca dan
pembelajaran mengenai teknik-teknik membaca yang baik. Pada usia dewasa,
pengembangan minat dapat dilakukan dengan disiplin diri. Dapat dimulai dengan
membaca bacaan yang mudah dan menarik setiap hari. Misalnya setengah jam.
Kemudian, waktu membaca tersebut semakin ditingkatkan, bahan-bahan bacaan dapat
diganti dengan bahan-bhan fiksi seperti novel, cerpen ataupun non fiksi seperti
karya ilmiah, skripsi, bipgrafi dan lain-lain (DP. Tampubolol, 1990: 230)
E.
Cara
Mengembangkan Kecepatan Membaca
Ada berbagai
cara untuk mengembangkan kecepatan membaca, antara lain adalah dengan
membiasakan diri untuk membaca pada kelompok-kelompok kata, yang artinya bahwa,
kita harus berusaha untuk menghindari membaca kata demi kata. Karena hal
tersebut akan memperlambat kita dalam membaca suatu bacaan. Kalau kita sudah
terbiasa untuk membaca pada kelompok-kelompok kata, maka waktu yang kita
gunakan untuk mencari suatu informasinya akan lebih singkat. (Dalman, 2009: 27)
Selain itu, kita
juga hangan sampai mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca, karena selain
memperlambat kita dalam membaca, juga akan membuat kita menjadi bingung yang
akhirnya hanya akan membuat kita terpaku pada kalimat yang itu-itu saja.
(Dalman, 2009:
27)
Dalam kegiatan
membaca, kita tidak boleh berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhenti
agak lama diakhir-akhir bab atau sub bab, atau bila ada judul baru. Jika kita
selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat, maka hal tersebut akan
memperlambat kita dalam memperoleh informasi. (Dalman, 2009: 27)
Selanjutnya,
ketika kita membaca suatu bacaan, sebaiknya kita cari kata-kata kunci yang
menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat atau paragraph.
Kalau kita sudah tahu kata-kata kuncinya, maka kita akan semakin mudah dalam
menentukan ide pokok dari suatu bacaan atau paragraf. (Dalman, 2009: 28)
Yang berikutnya
adalah kita sebaiknya mengabaikan kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang,
misalnya kata-kata seperti : yang, dari, pada dan sebagainya. Dalam suatu
bacaan pasti banyak kata-kata tersebut, jadi kalau kita membacanya
berulang-ulang kali itu hanya akan memperlambat kita dalam membaca. (Dalman,
2009: 28)
Selain yang
sudah disebutkan masih ada satu lagi cara dalam mengembangkan kecepatan membaca
yaitu, jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti
surat kabar), arah gerak mata kita ke bawah bukan kesamping secara horizontal
tetapi kebawah (vertikal), arahkan pandangan bola mata itu kebawah lurus. Dengan
mata yang bergerak kebawah maka kita akan lebih cepat menyelesaikan bacaan dan
lebih cepat dalam memahami isinya (Dalman, 2009 : 28).
F.
Hal-hal
yang menghambat kecepatan membaca
Dalam kegiatan
membaca ada hal-hal yang dapat menghambat seorang pembaca dalam membaca cepat,
seperti vokalisasi (membaca dengan bersuara) maksudnya ialah seorang pembaca
dalam membaca teks atau bacaan itu dengan mengeluarkan suatu atau bunyi-bunyi
bahasa dari alat ucapannya sehingga nantinya akan mengganggu kosentrasi si
pembaca itu sendiri. (Soedarjo, 1989: 28)
Selain itu, ada
juga yaitu gerakan bibir. Gerakan bibir dapat menghambat karena apabila kita
sedang membaca dan bibir kita ikut bergerak maka akan lebih sering terjadi
regresi (kembali kebelakang), sebab ketika mata dapat dengan cepat bergerak
maju, suata kita masih dibelakang. (Soedarjo, 1989: 5)
Selanjutnya.
yaitu membaca dengan menunjuk jari. Hal ini dapat menghambat kecepatan membaca,
karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata. (Soedarjo, 1989: 6)
Selain 3 hal
yang ada diatas, ada hal lain yang dapat menghambat dalam membaca cepat, seperti
konsentrasi akan terpecah dengan hal-hal diluar bacaan misalnya, pada saat kita
sedang membaca kita tanpa sengaja mendengar orang lain berbicara keras, berisik
bahkan bersenandung atau bernyanyi, konsentrasi membaca dan memahami teks
bavaan itu akan terganggu. Bahkan terkadang, ada yang sampai mengulang beberapa
kali, tapi tidak dapat mengerti apa yang sedang di baca (Dalman, 2009 : 28)
G.
Mengukur
kemampuan mambaca
Seorang pembaca dikatakan sebagai
pembaca yang baik bila mampu mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan
tujuan, kebutuhan dan keadaan bahan yang dibacam serta dapat menjawab
sekurang-kurangnya 60% dari bahan yang dibaca.
(J. Adler dan Charles, 1990: 25)
Untuk tingkat pemula, kecepatan
membaca diharapkan dapat mencapai 120-150 KPM (kata per menit). Kecepatan itu
diupayakan terus meningkat seiring dengan latihan membaca cepat yang dilakukan
secara terus menerus. (J. Adler dan Charles, 1990: 25)
Kemampuan
membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi, maka dalam mengukur
kemampuan membaca yang perlu diperhatikan adalah dua aspek tersebut. (Dalman, 2009: 30)
Pada umumnya
kecepatan membaca diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Contoh:
Andi kata yang
anda membaca 1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik. Berapakah kecepatan membaca
anda?
Jawab :
Jadi kecepatan
membaca anda adalah 480 KPM.
(Soedarso, 1989: 14)
III.
PENUTUP
Berdasarkan
makalah yang telah kami buat kami dapat menyimpulkan bahwa membaca cepat adalah
membaca dengan menggunakan cara atau teknik tersendiri agar mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya dengan cepat.
Cepat
atau tidaknya informasi atau pesan yang ditangkap tergantung pada tingkat
pemahaman si pembaca. Seorang pembaca dituntut untuk dapat berkonsentrasi
dengan baik agar pada saat kegiatan membaca berlangsung si pembaca dapat
memahami isi bacaan dengan baik tanpa harus membuang-buang banyak waktu.
Membaca
cepat mempunyai dampak positif terhadap pembaca seperti dengan membaca cepat
seorang pembaca dapat menyelesaikan suatu bacaan (teks) dengan cepat sehingga
waktu yang digunakan pun lebih singkat. Seorang pembaca akan lebih cepat
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
Selain
dampak positif ada juga dampak negatifnya yaitu misalnya bagi seorang pembaca
yang tidak terbiasa membaca cepat maka ia akan sulit memahami maksud bacaan
yang dibaca.
Cepat
tidaknya seseorang dalam membaca juga bergantung pada jenis bacaan. Apabila
bacaan itu ringan maka seorang pembaca dapat membaca dengan cepat tetapi
sebaliknya apabila bacaan itu berat maka seorang pembaca tidak perlu membaca
secara cepat, karena biasanya bacaan berat itu memerlukan konsentrasi yang
tinggi agar dapat memahami maksudnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Mortimer dan Ban Doren Charles.
1986. Cara Membaca Buku dan
Memahaminya.
Jakarta : PT. Pantja Simpati
Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta : PT. Gramedia
Baradja, M. F. 1990. Kapita
Selekta Pengajaran Bahasa. Malang : IKIP Malang
Dalman. 2009. Membaca. Bandar Lampung:
Internet
dalam http://www.menangkap-dan-mengenalikata.wordpress//ac/id.html
No comments:
Post a Comment