A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan di masyarakat manusia selalu melakukan
interaksi atau hubungan dengan sesamanya adalah bahasa. Bahasa dan
manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti
keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling
penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan
apa yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Agar komunikasi dapat
berlangsung dengan baik, manusia harus menguasai keterampilan berbahasa.
Tarigan (1986 : 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi
empat macam, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Setiap keterampilan bahasa mempunyai hubungan yang erat dan
konsep berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan
pikiran, semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas
pula pikirannya. Kridalaksana (1984 : 28) berpendapat bahwa bahasa
adalah sistem lambang arbiter yangdigunakan untuk bekerja sama,
berinteraksi, atau mengidentifikasikan diri. Meningkatkan bahasa sebagai
lambang makna dalam bahasa lisan lambang itu diwujudkan dalam bentuk
tindak ujar dan dalam bahasa tulis wujud simbol tulisan dan keduanya
memiliki tempat masing – masing. Baik bahasa lisan maupun tulisan
digunakan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi secara langsung,
misalnya ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedang yang melalui media,
contoh iklan di televisi, siaran di radio, penulisan opini atau artikel
di majalah, surat kabar, dan lain – lain. Bahasa lisan, khususnya yang
berupa tindak ujar atau tindak tutur dapat menimbulkan efek bagi penutur
bahasa. Efek yang ditimbulkan oleh bahasa terhadap penutur adalah suatu
tindakan tertentu sebagai umpan balik. Umpan balik memainkan peranan
yang sangat kecil sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau
berhentinya komunikasi. Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong,
membujuk kepada khalayak ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan
atau pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di media massa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 :
322). Kajian pragmatik tentang tindak tutur sangat menarik untuk
dilakukan, khususnya tindak tutur dalam naskah iklan radio banyak
ditemukan seperti tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan banyak
juga ditemukan banyak tuturan berita, tanya, dan perintah. Bahasa yang
digunakan dalam naskah iklan radio dibuat menarik agar menimbulkan daya
pengaruh bagi pendengar. Kesan itulah yang membuat peneliti tertarik
untuk mengkaji pemakaian bahasa pada iklan radio dengan judul.
“TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSIDAN PERLOKUSI
DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA
Di RADIO GAJAH MADA 102,4 FM SEMARANG”
Adapun radio Gajah Mada 102.4 FM Semarang yang dijadikan
objek penelitian iklan karena di semarang radio tersebut merupakan radio
swasta terbaik, jangkauannya luas, pendengarnya pun cukup banyak
sehingga mengundang minat banyak pemasang iklan dalam rangka mengenalkan
produk – produknya. Dengan banyaknya pemasangan iklan berarti bagi
peneliti mempunyai banyak pilihan iklan – iklan yang akan dijadikan
bahan penelitian. B. Perumusan Masalah Dari uraian dalam latar belakang
masalah, dapatlah dirumuskan masalah penelitian yaitu : 1. Bagaimana
tindak tutur dalam wacana iklan radio gajah mada 102.4 FM Semarang? 2.
Bagaimana cara penyampian iklan yang terdapat dalam wacana iklan radio
gajah mada 102.4 FM Semarang? C. Pembahasan Kridalaksana (1993 : 21)
mengungkapkan batasan dalam kamus linguistik, bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri. Definisi ini serupa dengan yang ada dalam Keei
(1995 : 66) yang mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi
yang bersifat sewenang – wenang dan konvensional dan dipakai sebagai
alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Fungsi Bahasa
Nababan (1993 : 38) menyatakan bahwa fungsi paling dasar dari bahasa
adalah sebagai alat komunikasi, yaitu alat pergaulan dan perhubungan
sesama manusia. Peristiwa komunikasi terjadi apabila penutur bebicara
kepada mitra tutur dengan mengungkapkan bahasa yang saling dimengerti
studi pragmatik berkaitan dengan penggunaan bahasa. Suyono (1990 : 18)
menyatakan tiga konsep dasar yang dikaji yaitu : 1. Tindak komunikatif
sebagai wujud aktualisasi penggunaan bahasa. Dengan tindak komunikasi
ini ada beberapa tindak bahasa yaitu menyela, mengundang, menyuruh,
mengharapkan, meminta, dan sebagainya. 2. Peristiwa komunikatif yaitu
satu unit perisitwa bahasa yang mempunyai keseragaman, keutuhan, dan
kesatuan atas seperangkat komponen komunikatif. Situasi komunikatif
yaitu konteks yang melingkupi terjadinya peristiwa komunikatif atau
konteks dalam peristiwa komunikasi terjadi. Linguistik sebagai ilmu
kajian bahasa yang memiliki berbagi cabang. Cabang – cabang itu
diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
pragmatik. Keempat cabang linguistik yang pertama mempelajari struktur
bahasa secara internal, sedangkan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa
yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana
kesatuan bahasa itu digunakan (Wijana, 1996 : 1). Yang dimaksud dengan
peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi
linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak
yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu,
tempat, dan situasi tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara
pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999 : 1058), langkah atau perbuatan,
sedangkan tutur diartikan ucapan, kata, perkataan (1999 : 1090). Dari
dua pengertian tersebut tindak tutur dapat diartikan sebagai perbuatan
memproduksi tuturan atau ucapan. Oleh Tarigan dijelaskan (1986 : 36)
bahwa tindak tutur atau tuturanyang dihasilkan oleh manusia dapat berupa
ucapan. Ucapan dianggap suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar.
Pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul How to Do Thinks with Word,
Austin telah membedakan tiga jenis tindak ujar, yaitu : 1. Tindak tutur
lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu
dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang
bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ini juga bersifat informasi
dan tidak menuntut partisopan melakukan tindakan. 2. Tindak tutur lokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang diidentifikasikan dengan
kalimat performatif yang eksplisit. 3. Tindak tutur perlokusi Tuturan
yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh
(perlocutinary force). Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu
itulah yang oleh Austin (1962 : 101) dinamakan tindak perlokusi. Bentuk
tuturan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu berita (deklaratif), tanya
(interogatif), dan perintah imperatif). 1. Berita (deklaratif)
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita berfungsi
untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain. 2. Tanya (interogatif)
Berdasarkan fungsinya, kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan. 3.
Perintah (imperatif) Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi,
kalimat ini mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari lawan
bicara. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang dinyatakan dalam
sejumlah naskah iklan radio. Subroto (1992 : 34), sumber data adalah
semua informasi atau bahan yang diserahkan oleh alam (dalam arti luas)
yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilah oleh peneliti. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah sejumlah naskah iklan yang
disiarkan melalui media radio. Data dalam penelitian ini, penelitian ini
mengambil lima belas naskah iklan yang disiarkan oleh radio gajah mada
102.4 FM yang diduga memiliki aspek tindak tutur dan bentuk tuturan.
Menurut Subroto (1992 : 23) istilah metode penelitian linguistik dapat
ditafsirkan sebagai sebuah strategi kerja berdasarkan kerangka berpikir
tertentu. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan
sebagai kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam penulisan proposal
ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Moelong (1993 : 3)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
menghasilkan data berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –
orang dan perilaku yang diamati. Artinya wujud data dalam bahasa adalah
kata, kalimat, dan wacana. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data
dalam suatu penelitian sangat penting. Data yang terkumpul selanjutnya
akan digunakan untuk analisis agar penelitian dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam,
simak dan catat. Teknik pengumpulan data sebagai berikut: Pertama, data
yang diambil dengan menggunakan teknik simak yaitu mengadakan
penyimakan terhadap data yang relevan, yang sesuai dengan tujuan
penelitian (Subroto, 1992 : 41 – 42). Dengan teknik ini dilakukan
penyimakan pada tindak tutur dan bentuk tuturan yang terdapat dalam
sejumlah naskah iklan radio. Kedua, setelah dilakukan penyimakan
kemudian diteruskan dengan pencatatan terhadap data yang relevan dan
yang sesuai dengan tujuan penelitian (Subroto, 1992 : 41 – 42) sehingga
dapat diketahui klasifikasi data menurut bentuk, fungsi. Teknik analisis
data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode padan. Metode padan adalah alat penentunya dari luar telepas dan
tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,
1993:13). Analisis dalam penelitian ini adalah analisis non statistik
yaitu analisis yang tidak menggunakan rumusan statistik. Analisis yang
dilakukan berdasarkan teori-teori yang ada. Penyajian Hasil Analisis
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
informasi menurut Sudaryanto (1993 : 143), metode informasi adalah
perumusan dalam kata – kata biasa walaupun dengan sifatnya yang teknis.
Berdasarkan tuturan-tuturan tokoh iklan dalam wacana di radio, tindak
tutur dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan cara penyampaianya
adalah 1. Dengan Pernyataan 2. Dengan Kealatan 3. Dengan Pemasaran
4. Dengan Peyakinan 5. Dengan Kenal Pasti 6. Dengan Perbandingan
8. Dengan Pertanyaan 9. Dengan Peringatan 10. Dengan Suruhan 11. Dengan
Ajakan 13. Dengan Nasehat 14. Dengan Gabungan. Berkaitan dengan hal
tersebut, tuturan di atas dapat menimbulkan efek psikologi yang
berbeda-beda pada diri pemirsa. Berikut ini analisis wujud tindak tutur
wacana iklan dan efek psikologi yang dirasakan oleh pemirsa. Tindak
tutur dengan indikator menyuruh Tindak tutur dengan indikator menyuruh
yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si
pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi
tuturan menyuruh. Tuturan ini merupakan tuturan yang memerintah agar
seseorang melakukan sesuatu. Iklan fatigon Konteks :
(SEORANG KARYAWATI TERLAMBAT DATANG KEKANTOR)
Karyawati : sorry, kemarin aku sibuk, kerjaan menumpuk, badan capek,
pegal-pegal, otot kaku-kaku.” Karyawan : minum fatigon pagi dan sore
biar kerjaan tuntas, bangun tidur badan enak.” Tuturan yang diucapkan
oleh seorang karyawan yang dianjurkan kepada karyawati yang terlambat
kekantor adalah tuturan. “minum fatigon pagi dan sore.” Seorang karyawan
menganjurkan karyawati untuk mengkonsumsi fatigon untuk memulihkan
stamina yang hilang dan badan terasa bugar kembali. Ciri konteks yang
melekat pada tuturan tersebut disampaikan dengan nada rendah dan tekanan
jatuh pada kata minum. Bagi karyawati. Tuturan tersebut memberi efek
pada dirinya untuk mengkonsumsi fatigon seperti yang dianjurkan
kartawan. Tindak tutur dengan indikator mengajak Tindak tutur dengan
indikator mengajak adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan
maksud agar penutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan
mengajak. Tuturan tersebut merupakan tuturan yang dilakukan untuk
meminta supaya turut/membangkitkan hati supaya melakukan sesuatu.
Iklan promag Konteks : (SEORANG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MENGINFORMASIKAN SESUATU)
Laki-laki
: “ sibuk jangan lupa makan” “ makan teratur itu perlu, begitu merasa
sakit mag , minumlah promag setiap sebelum atau sesudah makan dan
sebelum tidur. Tugas jadi tak terganggu kalau mual, perih, kembung
promag obatnya.” Tuturan “begitu merasa sakit mag , minumlah promag
setiap sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur.” Dengan maksud
untuk mengajak pemirsa jika sakit mag minulah promag setiap sebelum
atau sesudah makan dan sebelum tidur diimbangi makan yang teratur
karena dalam iklan tersebut tidak terdapat percakapan antara tokoh iklan
sehingga sasarannya pemirsah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsini. 2009. Proposal Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rekaan Citra Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka Halliday, M. A. K dan Ruqaiyah Hasan. 1994.
Bahasa Konteks dan Teks. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Jefkin, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta : Erlangga Kaswanti Purwa,
Bambang. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyimak kurikulum 1994.
Yogyakarta : Kanisius Lec Monlee dan Carla Johnson. 2007. Prinsip –
prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Kencana
Leech, G. D. 1993. Prinsip – prinsip Pragmatik (terjemahan). Jakarta :
Universitas Indonesia Meolong, Lexi GJ. 1993. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Remaja Posdakarya Subroto, Edi. 1992. Pengantar
Metode Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta
Wacana Press Tarrigan, Henri Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik.
Bandung : Angkara
TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI DAN PERLOKUSI
DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA
DI RADIO GAJAH MADA 102.4 FM
SEMARANG
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas remidi matakuliahseminar bahasa yang
di ampu oleh : Dra.Ngatmini, M.Pd
Disusun Oleh:
Nama :ghamblang
NPM : 07410632
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2010/2011
No comments:
Post a Comment