HAKIKAT MORFOLOGI
Hakikat mordologi, di dalam kajian linguistik
morfologi berarti ilmu mengenai bentuk2 dan pembentukan kata. Sedangkan di
dalam kajian biologi morfologi berarti ilmu mengenai bentuk2 sel2 tumbuhan atau
jasad2 hidup. *Morfologi dalam
liguistik, sebagai kajian yang terletak di antara kajian fonologi dan
sintaksis, maka kajian morfologi itu mempunyai kaitan baik dengan fonologi
maupun dengan sintaksis. Keterkaitannya dengan fonologi jelas dengan adanya
kajian yang disebut morfonologi atau morfofonemik yaitu ilmu yang mengkaji
terjadinya perubahan fonem akibat adanya proses morfologi, seperti munculnya
fonem /y/ pada dasar hari bila diberi sufiks-an.
Wacana adalah satuan bahasa terbesar atau tertinggi,
yang berisi satu satuan ujaran yang lengkap dan utuh, dan dibangun oleh kalimat
atau kalimat2 yang dihubungkan secara kohesi dan koherensi. *Kalimat adalah
satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa),
dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan) disertai dengan intonasi final
(deklaratif, interogatif, imperative, atau interjektif). *Klausa adalah satuan
sintaksis yang berinti adanya sebuah predikat dan adanya fungsi lainnya. Maka
sering dikatakan klausa adalah konstruksi yang bersifat predikatif. *Frase
adalah satuan sintaksis berupa kelompok kata yang posisinya tidak melewti batas
fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan).
Kata dalam sintaksis merupakan satuan terkecil yang
biasa dan dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek,
atau keterangan) dalam morfologi merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui
salah satu proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimasi, dan
konversi). *Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang bermakna (secara
inheren). *Fonem adalah satuan bunyi terkecil (dalam kajian fonologi) yang
dapat membedakan makna kata. *Fon adalah satuan bunyi bahasa yang dilihat tanpa
memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna kata (dalam kajian fonetik).
Morfologi dengan leksikologi, leksikologi adalah
ilmu mengenai leksikon yang satuannya disebut leksem. Morfologi lebih mengarah
pada masalah proses pembentukan kata, sedangkan leksikologi lebih mengarah pada
kata yang sudah jadi, baik yang terbentuk secara arbitrer maupun yang terbentuk
sebagai hasi proses morfologi. *Morfologi dengan leksikografi, leksikografi
adalah kelanjutan kerja dari leksikologi, dalam arti kalau hasil kerja
leksikologi dituliskan, maka proses kerja penulisan itu adalah disebut
leksikografi, dan hasilnya adalah sebuah kamus. *Morfologi dengan etimologi,
morfologi membicarakan proses pembentukan kata yang berlaku secara umum sebagai
suatu system berkaidah, sedangkan etimologi membicarakan pembentukan atau
terbentuknya kata atau usul2 yang tidak berkaidah. *Morfologi dengan filologi,
morfologi membicarakan proses pembentukan kata dari sebuah dasar melalui salah
satu proses morfologi sehingga terjadi kata, sedangkan filologi membicarakan
kata yang terdapat dalam naskah dalam kaitannya dengan sejarah dan budaya.
Objek kajian morfologi adalah satuan2 morfologi,
proses2 morfologi dan alat2 dalam proses morfologi itu. *Makna gramatikal
adalah makna yang muncul dalam proses gramatikal. *De Saussure membedakan adanya dua macam
hubungan yang terdapat antara satuan2 bahasa yaitu hubungan sintagmatik dan
hubungan asosiatif. Sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan2
bahasa di dalam kalmat yang konkret tertentu. Asosiatif adalah hubungan antara
satuan2 bahasa dalam kalimat tertentu dengan yang terdapat di dalam kalimat
lainnya. *Struktur adalah hubungan bagian2 kalimat secara linear. Sistem adalah
hubungan bagian2 kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.
Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar
dalam suatu proses morfologi. *Morfem wujud adalah morfem yang secara nyata
ada, tetapi yang terwujud kehadirannya tidak nyata.*Dalam bahasa Indonesia
dibedakan adanya morfem afiks yang disebut: Prefiks,
yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri bentuk dasar, yaitu prefix ber-, me-, per-,
di-, ter, se-, ke-. Infiks, yaitu
afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada suku awal kata, yaitu
infiks –el-, -em-, -er-. Sufiks, adalah
afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu sufiks –kan, -I, -an, -nya.
Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri dan dikanan bentu dasar
secara bersamaan karena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks. Yaitu
konfiks ke-an, ber-an, pe-an, per-an, se-nya. *Dalam bahasa Indonesia ada
bentuk kata yang berklofiks yaitu kata yang dibubuhkan afiks pada kiri dan
kanannya, tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap. Yaitu
berklofiks me-kan, me-I, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ter-per,
teper-kan, teper-i. *Dalam ragam nonobaku ada afiks nasal yang direalisasikan
dengan nasal m-, n-, ny-, ng-, nge-. Kridalaksana (1989) menyebutkan afiks nasal
ini dengan istilah simufiks. Contoh:
nulis, nyisir, ngambil, ngecat.
Makna leksikal adalah makna yang secara inheren
dimiliki oleh setiap bentuk dasar (morfem dasar atau akar). *Makna idiomatical
adalah makna yang tidk ada hubungannya dengan makna leksikal maupun makna
gramatikal dari unsur2 pembentukannya. *Yang termasuk kelas terbuka adalah
kata-kata yang termasuk dalam kelas verba, nomina, dan ajektifa.
No comments:
Post a Comment